Friday 12 October 2018

Saturday 19 March 2016


 

KTG/CTG (Kardiotokografi/Cardiotograf) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) didalam kandungan ibu hamil dari suara yang dihasilkan oleh jantung janin. Gambaran denyut jantung janin selanjutnya didengar oleh alat kemudian hasilnya digunakan untuk diagnosa keadaan janin didalam kandungan. Pemeriksaan dengan alat ini menghasilkan atau diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung bayi (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim. Umumnya janin yang dapat di diagnosa dengan alat ini adalah pada usia kandungan yang telah berumur 7-9 bulan/26-28 minggu dan juga pada saat persalinan.
Pemeriksaan Cardiotokografi biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi, dimana ada beberapa indikasi yang terdiri dari pertumbuhan janin yang terhambat, Gerakan janin berkurang, kehamilan ganda maupun indikasi yang lainnya.
Adapun sebelum dilakukan pemeriksaan dengan alat KTG maka pasien perlu persiapan antara lain :
1.       Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
2.       Kosongkan kandung kemih
3.       Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
4.       Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
5.       Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan punctum maksimum DJJ.
6.       Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir..
7.       Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum.
8.       Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman cardiotokografi.
9.       Hidupkan komputer dan Cardiotokograf.
10.   Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang ingin dicapai).
11.   Lakukan pencetakkan hasil rekaman Cardiotokografi.
12.   Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
13.   Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali alat pada tempatnya.
14.   Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
15.   Berikan hasil rekaman cardiotokografi kepada dokter penanggung jawab atau paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter.

Sekian dari info yang sudah saya bagikan, semoga hal ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Adapun apabila ada kesalahan saya mohon maaf. Dan mohon ditanyakan pada dokter/pun seseorang yang lebih berwenang sebelum mempercayai artikel saya karena dikhawatirkan ada kekeliuran. Mohon dimaklumi karena penulis merupakan mahasiswa D3 teknik elektro medis dan mendapat materi dari beberapa dosen maupun buku tentang kesehatan.